LUNTURNYA
DISIPLIN KERJA GURU
Abstrak
Datang terlambat, pulang awal
mungkin kebiasaan sebagian guru. Kalau memang ada keperluan yang sangat
mendesak, penting atau tugas dinas mungkin hal ini bisa dimaklumi. Namun kalau
sudah menjadi kebiasaan, maka ini adalah penyakit yang perlu diberi terapi.
Mungkin yang bersangkutan tidak akan
ambil pusing, namun masyarakat akan menilai dan hal ini yang akan menjatuhkan
citra guru. Dulu guru dalam pandangan masyarakat adalah sosok yang penuh
keteladanan, tempat minta pandangan atau pendapat serta tempat bertanya segala
hal. Namun sekarang sekarang hal sedikit demi sedikit berkurang. Selain memang
pendidikan masyarakat sendiri semakin tinggi, juga karena disiplin guru sendiri
semakin turun.
Selain citra guru, yang teramat
penting adalah tujuan pendidikan sendiri tidak akan tercapai dengan baik jika
banyak guru yang meremehkan tentang pentingnya disiplin. Hal ini bisa dilihat
sekolah yang gurunya tidak disiplin prestasi apa yang bisa dicapai?
Penulis teringat waktu diklat
prajabatan. Dalam 17 hari dilatih disiplin dari bangun tidur sampai tidur
kembali. Bahkan diakhir diklat nilai disiplin tidak akan ketinggalan dipilih
setiap siswa dalam tugas akhir yaitu membuat “komitmen”.
Mengapa perlu penyegaran disiplin
pada guru?
Penulis teringat pepatah “Guru
kencing berdiri murid kencing berlari”. Bila kita sebagai guru selalu melanggar
disiplin sebagai pendidik, maka jangan salahkan anak didik jika kita sulit untuk disiplin bahkan tidak
mengindahkan apa yang kita nasehatkan.
Salah asatu aspek kekuatan SDM itu
dapat tercermin pada sikap dan perilaku disiplin. Karena disiplin dapat
mempunyai dampak kuat terhadap suatu instansi / organisasi untuk mencapai
keberhasilan dalam mengejar sesuatu yang direncanakan. Menurut Sun Tsu dalam bukunya Art of War, bahwa segala macam kebijaksanaan itu tidak mempunyai
arti kalau tidak didukung dengan sikap disiplin oleh para penyelenggaranya.
Disiplin merupakan salah satu unsur
pokok dalam upaya mencapai kualitas dan keberhasilan pendidikan. Jangan harap
tujuan pendidikan akan dapat dicapai tanpa adanya disiplin dari semua pihak.
Namun yang mula-mula harus menerapkan disiplin adalah guru. Karena guru adalah
sebagai penggerak pendidikan. Bisa dipastikan kalau guru tidak disiplin maka
yang lain pun sulit untuk disiplin dan akibatnya tujuan pendidikan tidak akan
tercapai dengan baik.
Faktor-faktor penyebab lunturnya
disiplin guru
a. Kepribadian
Ini adalah faktor yang tersulit
untuk diterapi. Kesadaran dan keinginan untuk berubah dari dalam diri sendiri
adalah obat yang ampuh untuk dapat merubah sikap-sikap kurang disiplin dari
faktor ini. Penegakan disiplin yang baik oleh pimpinan akan mempengaruhi para
guru yang kurang disiplin karena kebiasaan yang telah menjadi kepribadian.
b. Pengaruh
lingkungan kerja
Ini termasuk pengaruh atasan /
kepala sekolah yang kurang disiplin sehingga tidak punya wibawa dihadapan
bawahannya. Bagi guru baru akan terpengaruh dengan sikap guru lama istilah sainsnya telah tekontaminasi senior
yang kurang menerapkan disiplin. Pada dasarnya mereka disiplin tetapi karena
lingkungannya kurang disiplin maka mereka akan berfikir “tidak ada gunanya saya
disiplin toh nanti tak akan membawa kemajuan yang berati”.
c. Telah
lama mengajar
Sebagian guru sudah merasa bosan
karena sekian tahun mengajar. Mereka berfikir biarlah mereka yang muda yang harus
semangat dalam mendidik anak
d. Alasan
ekonomi
Keadaan keuangan membuat sebagian
guru mencari kerja sampingan yang akhirnya mengganggu kerja utama sebagai
pendidik.
e. Banyaknya
administrasi
Banyaknya administrasi yang harus
dikerjakan selain mengajar menjadi beban tersendiri bagi sebagian guru sehingga
mengganggu KBM di dalam kelas, apalagi yang memegang keuangan kerap kali
mengabaikan KBM di kelas karena menyiapkan laporan keuangan.
Cara meningkatkan disiplin guru.
Menurut Keith Daviz & John W,
Newstrom dalam bukunya Human behavior at
Work, menyatakan bahwa disiplin mempunyai (3) tiga macam sifat
1. Disiplin
preventif adalah tindakan SDM agar terdorong untuk mentaati standar dan
peraturan. Tujuan pokoknya adalah mendorong SDM agar memiliki disiplin pribadi
yang tinggi, agar peran kepemimpinan tidak terlalu berat dengan pengawasan /
pemaksaan yang dapat mematikan prakarsa
dan kreativitas serta partisipasi SDM. Oleh karena itu pimpinan harus mampu
menciptakan iklim kerja agar disiplin kerja dapat ditumbuhkan antara lain denagn memberikan informasi
kepada segenap bawahan mengenai standar dan peraturan yang harus ditegakkan.
Dengan pengetahuan tersebut diharapkan semua bawahan berusaha melaksanakan
dengan benar dan mampu menghindari atau mencegah penyimpangan-penyimpangan.
2. Disiplin
korektif adalah tindakan dilakukan setelah terjadi pelanggaran standar atau peraturan, tindakan tersebut dimaksud
untuk mencegah timbulnya pelanggaran lebih lanjut. Tindakan itu biasanya
bersifat hukuman tertentu disebut tindakan disiplineryang bersifat mendidik
agar memperbaiki perilaku, mencegah yang lain melakukan perbuatan serupa,
mempertahankan standar yang konsisten dan efektif.
3. Disiplin
Progesif adalah tindaklan disipliner berulang kali berupa hukuman yang makin
berat, dengan maksud agar pihak pelanggar bisa memperbaiki diri sebelum hukuman
berat dijatuhkan.
Banyak cara yang bisa digunakan untuk meningkatkan
disiplin guru, diantaranya adalah seperti artikel Aggoro Mustiko, S.Pd.,
S.Ikom., M.M. dalam Swamedia volume II No. 4 tahun 2010 yang berjudul “Strategi
Penerapan Manajemen Partisipatif”. Menurut beliau untuk mengoperasionalkan
manajemen parsitipatif agar dapat berjalan secara proporsional dan tepat
sasaran, maka digunakan strategi awal “3M” yaitu membangun kebersamaan,
menumbuhkan harapan, dan mengembangkkan kekuatan.
Didalam uraiannya beliau menjabarkan panjang lebar
yang pada intinya penulis sangat setuju
karena dengan penerapan strategi manajemen parsitipatif akan mendorong
peningkatan disiplin dengan kesadaran sendiri.
Alasan ekonomi untuk sekarang tidaklah tepat, karena
pemerintah sedikit demi sedikit telah memperhatikan kesejahteraan guru. Apalagi
dengan adanya “sertifikasi guru”, yang nota bone menjadikan profesi guru
menjadi menggiurkan dan banyak PNS lain yang menjadi cemburu. Namun dilain sisi
ternyata banyak guru yang telah bersertifikasi menunjukkan disiplin yang sangat
rendah sehingga menjadi sorotan masyarakat tentang citra guru yang tak banyak
berubah walaupun gaji sudah dua kali lipat.
Yang bersangkutan dengan kepribadian seorang guru
memang tidak mudah untuk mengubahnya. Namun demikian jika Kepala Sekolahnya
tegas dalam menerapkan disiplin tentunya dengan kesepakatan dewan guru,
perilaku yang demikian lama-kelamaan akan bisa dikurangi. Ironisnya jika ada
Kepala Sekolah yang dirinya sendiri tidak bisa disiplin, sehingga guru cenderung
mengabaikan disiplin kerja.
Jika alasannya administrasi dijaman sekarang ini
bisa disiasati, dengan catatan guru harus bisa mengoperasikan komputer. Banyak
kemudahan yang ditawarkan komputer dari pengetikan, coppy paste, sampai
pengolahan nilai dengan excel. Namun ternyata banyak guru yang kurang tertarik
dengan komputer, tentunya dengan berbagai alasan.
Dalam meningkatkan disiplin guru yang utama memang
kesadaran diri, bila seorang guru bisa menerapkan prinsip bahwa kerja adalah
ibadah yang nantinya akan dimintai pertanggungjawaban oleh yang Maha Kuasa maka
disiplin kerja akan mengikuti dari belakang. Peran Kepala Sekolah juga menjadi
hal yang sangat penting dalam mendorong peningkatan disiplin guru. Penerapan
Manajemen Partisipatif secara tidak langsung akan membantu meningkatkan
disiplin guru.
Disiplin harus mampu ditanamkan pada seluruh guru
dalam manajemen, melalui cara-cara sebagai berikut :
a. Mengenal
dirinya sendiri
b. Mendisiplinkan
diri
c. Memimpin
dengan keteladanan
d. Menanamkan
semangat kemandirian
e. Hindari
sikap dan perilaku negatif
f. Anggap
disiplin sebagai cermin ibadah
DAFTAR
PUSTAKA
Supriyadi
gering. 2009. Budaya Kerja Organisasi Pemerintah. Modul Diklat Prajabatan
Golongan Idan II. Jakarta
Mustiko
Anggoro.2010.Strategi Penerapan Managemen Parsitipatif. Artikel pada Swamedia
volume
II No. 4 tahun 2010. Pati.
KERANGKA MAKALAH
”Lunturnya
Disiplin Kerja Guru”
A.
Pendahuluan
Kesejahteraan
PNS sudah mendapat perhatian dari pemerintah. Apalagi Guru dengan adanya
Program sertifikasi banyak menimbulkan kecemburuan dikalangan PNS sendiri.
Namun di lapangan ternyata masih banyak guru yang bersertifikasi tidak ada
peningkatan profesionalnya, bahkan disiplin waktu pun masih banyak yang
mengabaikan.
Dengan
fenomena tersebut guru menjadi sorotan masyarakat, dan ini bisa merusak citra
guru. Bagaimana meningkatkan disiplin kerja guru pada umumnya dan yang sudah
bersertifikasi pada khususnya, inilah yang menjadi permasalahan.
B.
Isi
/ Pembahasan
Untuk meningkatkan
disiplin kerja guru
a. Penerapan Manajemen Partisipatif seperti
artikel yang ditulis Aggoro Mustiko, S.Pd., S.Ikom., M.M. dalam Swamedia volume
II No. 4 tahun 2010 yang berjudul “Strategi Penerapan Manajemen Partisipatif”.
b. Penegakkan
disiplin dengan membuat tata tertib kedisiplinan tentunya dengan kesepakatan
semua dewan guru melalui musyawarah serta sanksi pelanggaran.
c. Kepemimpinan
dengan keteladanan oleh kepala sekolah
d. Penghargaan
(reward) bagi guru yang bisa membawa nama baik sekolah.
e. Membangun
kebersamaan yang kuat.
f. Penanaman
nilai dan sikap bahwa “kerja adalah ibadah” yang akan dimintai
pertanggungjawaban atasan dan Tuhan
C.
Penutup
Dalam
meningkatkan disiplin guru yang utama memang kesadaran diri, bila seorang guru
bisa menerapkan prinsip bahwa kerja adalah ibadah yang nantinya akan dimintai
pertanggungjawaban oleh yang Maha Kuasa maka disiplin kerja akan mengikuti dari
belakang. Peran Kepala Sekolah juga menjadi hal yang sangat penting dalam
mendorong peningkatan disiplin guru. Penerapan Manajemen Partisipatif secara
tidak langsung akan membantu meningkatkan disiplin guru.
Setiap guru
harus meningkatkan profesionalnya untuk menjawab tantangan dari pemerintah
dengan program sertifikasinya termasuk di dalamnya disiplin kerja dengan cara :
a. Mengenal
dirinya sendiri
b. Mendisiplinkan
diri
c. Memimpin
dengan keteladanan
d. Menanamkan
semangat kemandirian
e. Hindari
sikap dan perilaku negatif
f. Anggap
disiplin sebagai cermin ibadah
Artikel
ini ditulis untuk memenuhi tugas S1 matakuliah Teknik Menulis Karya Ilmiah (martono)
2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bapak Ibu Guru silahkan masukkan komentar untuk memperkaya konten dari edublog kita dengan mengisikan form berikut ini