IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
DENGAN PENDEKATAN
SCIENTIFIC
A. Pendahuluan
Inovasi pendidikan di bidang kurikulum diharapkan secara periodik dapat dilakukan untuk kepentingan mengubah dan memperbaiki
cara belajar dan membelajarkan materi kepada peserta didik. Kurikulum
dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan
menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
(d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar
untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, dengan
mengedepankan peserta didik aktif.
Pembelajaran dimaksud diharapkan yang memungkinkan
peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau
percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta
didik dengan tetap memperhatikan
keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan,
keindividuan, kesosialan, dan moral.
Kualitas pendidikan sangatlah bergantung pada
kesadaran, pengertian, komitmen, dan
partisipasi serta dedikasi dari
para pendidik dan tenaga kependidikan,
terutama guru sebagai ujung tombak
yang secara langsung menghadapi peserta didik. Apabila guru dapat menciptakan proses
pembelajaran yang dapat mengubah hasil belajar
peserta didik, dan dapat meningkatkan motivasi belajar, yang dapat meningkatkan rasa percaya
diri peserta didik, dapat meningkatkan harga diri dengan menerapkan berbagai
strategi dan model pembelajaran, maka visi dan misi guru sebagai pembelajar
boleh dikatakan berhasil.
Proses pembelajaran merupakan fenomena yang
kompleks. Guru lebih banyak berhubungan dengan pola pikir peserta didik di mana
setiap peserta didik – siapa pun, dimana pun - memiliki setumpuk kata, pikiran,
tindakan yang dapat mengubah lingkungan baik di keluarga, di sekolah maupun di
masyarakat.
Mulai tahun ajaran baru 2013 pola pembelajaran segera disosialisasikan bagi guru kelas I sampai dengan kelas VI, menggunakan Pembelajaran Tematik Terpadu. Di lapangan begitu beragam nuansa tematik ini sejak digulirkan di kalangan guru, dan sekolah, sepertinya terjadi suatu “kerancuan”, dan
perbedaan pemahaman. Guru banyak yang berpikir dan bertanya-tanya, apakah selama ini cara
pembelajaran yang dirasakanya sudah menghasilkan lulusan peserta didik “berprestasi”, dan sudah mencetak serta menghasilkan dokter, insinyur, birokrat dianggap kurang berhasil?. Sehingga
ada ungkapan bahwa “saya sudah mengajar puluhan tahun, dan saya sudah mempunyai
alumni yang berhasil menjadi pejabat, menjadi dokter, menjadi insinyur dan
sebagainya dianggap tidak berhasil?. Pemikiran-pemikiran semacam ini akan
menjadi penghambat bagi bergulirnya sebuah inovasi dalam bidang pendidikan.
Pembelajaran dengan menggunakan berbagai
pendekatan, strategi dan metode diharapkan dapat memberi kemungkinan peserta
didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau
percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta
didik dengan tetap memperhatikan
keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan,
keindividuan, kesosialan, dan moral.
Pembelajaran yang diciptakan baik di kelas maupun
di luar kelas diharapkan dapat dikondisikan dalam suasana
hubungan peserta didik dan guru yang
saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut
wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang
memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di
depan memberikan contoh dan teladan). Terlebih bagi peserta didik sekolah dasar yang masih berada di Kelas 1, 2 dan 3, yang masih
memerlukan bimbingan, dan perhatian, sebagaimana
pelayanan para orang tua yang dengan kasih sayang membimbing mereka. Sedangkan di Kelas 4, 5, dan 6 mulai ditingkatkan pemahaman peserta
didik untuk lebih memahami hidup dan kehidupan di lingkungan sekitar dengan
menciptakan pola berpikir rasional. Mencari jawaban mengapa harus belajar
membaca dan menulis? Mengapa harus belajar matematika, mengapa harus
berinterakti dan saling berkomunikasi dengan teman dan sebagainya. Dengan
pembelajaran tematik Terpadu diharapkan
dapat menjawab ke semuanya itu dengan catatan guru dan peserta didik
memiliki komitmen dan selalu berpikir positif bahwa pola pembelajaran yang
dilakukan adalah menuju ketercapaian kompetensi sebagaimana yang dituangkan di
dalam standar kelulusan.
Pelaksanaan pembelajaran seyogyanya dengan
menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan
teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar, dengan prinsip alam takambang. Jadi guru (semua yang terjadi, tergelar
dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam
semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan). Sebuah model
pembelajaran diharapkan dapat dipergunakan sebagai wawasan untuk disesuaikan
dengan kondisi peserta didik di masing-masing sekolah.
Peserta didik perlu dipersiapkan baik secara
internal maupun eksternal, baik ketika
di dalam kelas maupun di luar kelas. Terlebih bagi peserta didik yang masih
berada di sekolah dasar tentu saja tidak dapat disamakan pelayannya dengan
peserta didik yang ada di kelas menengah. Namun demikian baik peserta didik di kelas 1 sampai dengan kelas 6 di
kondisikan menggunakan pendekatan tematik Terpadu dengan tema sebagai
pemersatunya.
B. Pengertian pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran Tematik Terpadu dilaksanakan dengan menggunakan prinsip
pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu menggunakan tema sebagai pemersatu
kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam
satu kali tatap muka, untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta
didik. Karena peserta didik dalam memahami berbagai konsep yang mereka pelajari
selalu melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang
telah dikuasainya.
Pelaksanaan pembelajaran Tematik Terpadu berawal dari tema yang telah
dipilih/dikembangkan oleh guru yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Jika
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional pembelajaran tematik ini tampak
lebih menekankan pada Tema sebagai pemersatu berbagai mata pelajaran yang lebih
diutamakan pada makna belajar, dan
keterkaitan berbagai konsep mata pelajaran. Keterlibatan peserta didik dalam belajar lebih
diprioritaskan dan pembelajaran yang bertujuan mengaktifkan peserta didik, memberikan pengalaman langsung serta tidak
tampak adanya pemisahan antar mata pelajaran satu dengan lainnya.
C. Fungsi dan Tujuan
Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi
peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam
tema serta dapat menambah semangat belajar, karena materi yang dipelajari
merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik.
Tujuan
pembelajaran tematik terpadu adalah:
1.
mudah
memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu
2.
Mempelajari
pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema
yang sama
3.
Memiliki
pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
4.
Mengembangkan
kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai mata pelajaran lain
dengan pengalaman pribadi peserta didik
5.
Lebih
bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata,
seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang
lain.
6.
Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena
materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas
7.
Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran
yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam
2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan.
8.
Budi pekerti
dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah
nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.
D. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Terpadu
1.
Berpusat pada anak
1.
Memberikan
pengalaman langsung pada anak
2.
Pemisahan
antara mata pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu pemahaman dalam
kegiatan)
3.
Menyajikan
konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran (saling
terkait antara mata pelajaran yang satu dengan lainnya)
4.
Bersifat
luwes (keterpaduan berbagai mata pelajaran)
5. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai
dengan minat dan kebutuhan anak (melalui penilaian proses dan hasil belajarnya)
E. Kekuatan Tema dalam Proses Pembelajaran
Anak pada usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi
konkret, mulai menunjukkan perilaku yang mulai memandang dunia secara objektif, bergeser
dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang
unsur-unsur secara serentak, mulai berpikir secara operasional,
mempergunakan cara berpikir operasional untuk
mengklasifikasikan benda-benda, membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah
sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat. Oleh karena itu pembelajaran yang tepat
adalah dengan mengaitkan konsep materi pelajarn dalam satu kesatuan yang
dipusat pada tema adalah yang paling sesuai. Dan kegiatan pembelajaran akan bermakna jika dilakukan dalam lingkungan yang
nyaman dan memberikan rasa aman, bersifat individual dan kontekstual, anak
mengalami langsung yang dipelajarinya, hal ini akan diperoleh melalui pembelajaran tematik. Pembelajaran yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Dari penjelasan diatas maka pembelajaran tematik memiliki beberapa kekuatan dan
keuntungan antara lain:
1.
Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar
yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak
2.
Menyenangkan karena bertolak dari minat dan
kebutuhan anak
3.
Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih
berkesan dan bermakna
4.
mengembangkan keterampilan berpikir anak sesuai
dengan permasalah an yang dihadapi
5.
Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama
6.
Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap
terhadap gagasan orang lain, dalam arti respek terhadap gagasan orang lain.
7.
Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai
dengan permasalah an yang sering ditemui dalam lingkungan anak.
F. Peran Tema dalam Proses Pembelajaran
Tema berperan sebagai pemersatu kegiatan
pembelajaran, dengan memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus. Adapun mata
pelajaran yang dipadukan adalah mata pelajaran Agama (Akhlak Mulia/Budi
Pekerti/ tata krama), PPKn dan Kepribadian, Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (terdiri atas: Bahasa Indonesia, IPS, IPA, Matematika,), Estetika (Seni Budaya-Keterampilan) dan Pendidikan Jasmani,
Olah Raga dan Kesehatan.
Di dalam struktur Kurikulum Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah disebutkan bahwa untuk peserta didik kelas 1, sampai dengan kelas 6 penyajian pembelajarannya
menggunakan pendekatan tematik. Penyajian pembelajaran dengan alokasi waktu komulatif 30 JP per minggu.
Pembuatan tema diharapkan memperhatikan kondisi peserta
didik, lingkungan sekitar dan kompetensi guru dengan prosentase penyajian disesuaikan dengan aloasi waktu yang tersedia. Guru dalam penyajian
diharapkan tidak terkonsentrasi pada salah satu mata pelajaran, melainkan harus
tetap memperhatikan prosentase penyajianya. Namun demikian penjadwalan dalam hal ini tidak
terbagi secara kaku melainkan diatur secara luwes.
Mata Pelajaran Agama yang disajikan secara terpadu
adalah yang sifatnya budi pekerti luhur, akhlak mulia dan tata krama serta
bagaimana bersopan santun dalam pergaulan di dalam keluarga dan masyarakat, keterkaitan dengan pendidikan karakter bangsa. Sedangkan untuk materi-materi yang sifatnya aqidah
dan khusus keagamaannya sisajikan oleh guru agama sendiri.
Demikian juga untuk Pendidikan Jasmani dan
kesehatan, yang sifatnya gerakan ringan yang dapat disajikan di dalam kelas,
bisa dilakukan oleh guru kelas. Sedangkan yang sifatnya gerakan olah raga yang
memerlukan fisik, gerakan bebas, tetap dilakukan oleh guru olah raga
dan dilaksanakan di luar kelas/ lapangan olah raga.
Pembelajaran tematik diawali dengan pembuatan tema
selama satu tahun, kemudian dengan tema-tema yang telah dibuat tersebut, guru
menganalisis semua standar kompetensi
lulusan yang diturunkan ke dalam kompetensi inti dan selanjutnya mengalir ke kompetensi dasar dan membuat
indikator dari masing-masing mata pelajaran yang ada di setiap kelas. Setelah itu dibuat hubungan antara KD dan indikator dengan tema
yang telah disiapkan selama satu tahun. Berikutnya dari pemetaan hubungan tersebut dilanjutkan dengan membuat jaringan KD & indikator dari setiap tema yang telah dibuat. Setelah jadi semua jaringan
selama satu tahun dilanjutkan dengan menyusun silabus tematik dan yang terakhir
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik.
G. Model Pembelajaran Tematik Terpadu
Model pembelajaran tematik integratif melalui beberapa tahapan yaitu pertama guru harus mengacu pada tema sebagai pemersatu berbagai mata pelajaran untuk satu tahun. Kedua guru melakukan analisis standar kompetensi
lulusan, kompetensi inti, kompetensi dasar dan membuat indikator dengan tetap
memperhatikan muatan materi dari Standar Isi, ketiga membuat
hubungan antara kompetensi dasar, indikator dengan tema, keempat membuat jaringan KD, indikator, kelima
menyusun silabus tematik dan keenam membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran tematik dengan
mengkondisikan pembelajaran yang menggunakan pendekatan scientific. Untuk lebih jelasnya akan dibahas di bawah ini.
1. Kriteria Pemilihan Tema
Beberapa tema telah disiapkan menyertai
dokumen Kurikulum 2013, namun demikian penulisan daftar tema dimaksud bukanlah
urutan penyajajian Guru diharapkan dapat dengan cerdas dan tepat melakukan
pemilihan tema mana yang akan dibelajarkan terlebih dahulu, seyogyanya penetapan
tema sesuai dengan kondisi daerah, sekolah, peserta didik, dan guru di
wilayahnya. Penentuan dan pemilihan tema
yang akan dikembangkan di sekolah dasar dapat mempertimbangkan kriteria pembuatan
tema sebagai berikut :
a.
Tema tidak terlalu luas namun dapat dengan mudah dipergunakan untuk
memadukan banyak mata pelajaran
b.
Tema bermakna, artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus
memberikan bekal bagi peserta didik untuk belajar selanjutnya
c.
Harus sesuai dengan
tingkat perkembangan psikologis anak
d.
Tema yang dikembangkan
harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak di sekolah
e.
Tema yang dipilih
hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam
rentang waktu belajar
f.
Mempertimbangkan dilanjutkan kan kurikulum yang berlaku dan harapan
masyarakat terhadap hasil belajar peserta didik
g.
Mempertimbangkan
ketersediaan sumber belajar
2. Tahapan Berpikir Pembelajaran
Tematik Adalah Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum 2013 merupakan acuan dalam
merancang pembelajaran yang akan menjdi
landasan penetapan prosentase penyajian pembelajaran. Di Kelas I sampai dengan
Kelas VI membelajarkan materi dengan tema sebagai pemersatunya, tidak parsial
per mata pelajaran. penetapan alokasi waktu dimaksudkan agar guru dapat
mempertimbangan batasan pembahasan, supaya tidak lagi fokus atau berlama-lama
pada salah satu mata pelajaran saja. Meskipun telah dituangkan alokasi waktu di
dalam struktur masing-masing mata pelajaran, namun tetap menjadi satu kesatuan
per minggu komulatif 30 JP untuk Kelas
I, berarti per hari 5 JP. Untuk Kelas II komulatif satu minggu 32 JP maka per hari ada yang 5 JP, ada
yang 6 JP. Kelas III komulatif satu
minggu 34 JP, maka per hari ada yang 5 JP, ada yang 6 JP. Sedangkan
Kelas IV sampai dengan Kelas VI komulatif satu minggu 36 JP, jadi rata-rata per
harinya 6 JP, bagi sekolah reguler.
Struktur Kurikulum sebagai di berikut:
Struktur
Kurikulum SD/MI
MATA PELAJARAN
|
ALOKASI WAKTU BELAJAR
PER MINGGU
|
||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
||
Kelompok A
|
|
|
|||||
1.
|
Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
2.
|
Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan
|
5
|
6
|
6
|
4
|
4
|
4
|
3.
|
Bahasa
Indonesia
|
8
|
8
|
10
|
7
|
7
|
7
|
4.
|
Matematika
|
5
|
6
|
6
|
6
|
6
|
6
|
5.
|
Ilmu
Pengetahuan Alam
|
-
|
-
|
-
|
3
|
3
|
3
|
6.
|
Ilmu
Pengetahuan Sosial
|
-
|
-
|
-
|
3
|
3
|
3
|
Kelompok
B
|
|||||||
1.
|
Seni
Budaya dan Prakarya
(termasuk
muatan lokal)*
|
4
|
4
|
4
|
5
|
5
|
5
|
2.
|
Pendidikan
Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
(termasuk
muatan lokal)
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
Jumlah
Alokasi Waktu Per Minggu
|
30
|
32
|
34
|
36
|
36
|
36
|
3. Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam jam
belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Beban belajar di
SD/MI kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV,
V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD/MI adalah 35
menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini
dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk
mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi peserta didik aktif. Proses pembelajaran peserta didik aktif
memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian
informasi karena peserta didik perlu
latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses
pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik peserta
didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa
yang sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya.
Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian
proses dan hasil belajar. Sekolah mendapat
kesempatan mengkondisikan beban belajar sesuai hasil kesepakatan warga
sekolah, Kepala Sekolah, Guru, dan Komite Sekolah.
4. Tahapan Pembelajaran Tematik Terpadu
Langkah Guru yang akan membelajarkan materi
dengan menggunakan pendekatan tematik
integratif antara lain:
a.
Memilih/Menetapkan Tema
Dibawah ini adalah Tema untuk
peserta didik Sekolah Dasar kelas I s.d 6
Tema-Tema di Sekolah Dasar
KELAS I
|
KELAS IV
|
1.
Diriku
2.
Kegemaranku
3.
Kegiatanku
4.
Keluargaku
5.
Pengalamanku
6.
Lingkungan Bersih dan Sehat
7.
Benda, Binatan dan
Tanaman di Sekitar
8.
Peristiwa alam
|
1. Indahnya Kebersamaan
2. Selalu Berhemat Energi
3. Peduli Makhluk Hidup
4. Berbagai Pekerjaan.
5. Menghargai Jasa Pahlawan
6. Indahnya Negeriku
7. Cita-citaku
8. Daerah Tempat Tinggalku
9.
Makanan
Sehat dan Bergizi
|
b.
Melakukan Analisis SKL, KI,
Kompetensi Dasar, Membuat Indikator,
Dalam melakukan Analisis Kurikulum (SKL, KI dan KD serta membuat Indikator) dengan cara membaca semua Standar
Kompetensi Lulusan dan Kompetensi
Inti, dan Kompetensi Dasar dari
semua mata pelajaran.
Setelah memiliki sejumlah Tema untuk satu tahun, barulah
dapat dilanjutkan dengan menganalisis Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti serta Kompetensi
Dasar (SKL, KI dan KD) yang ada dari berbagai mata pelajaran (Bahasa Indonesia, IPA, IPS,
PPKn, Matematika, Seni-Budaya dan Keterampilan, Olah Raga dan Kesehatan
serta Agama yang sifatnya Tata Krama, Budi Pekerti dan Akhlak Mulia). Kemudian
masing-masing Kompetensi Dasar dibuatkan Indikatornya dengan mengikuti kriteria
pembuatan Indikator.
c.
Melakukan Pemetaan Kompetensi Dasar, Indikator dengan Tema
Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran telah disediakan dalam
Kurikulum 2013, demikian juga sejumlah Tema untuk proses pembelajaran selama
satu tahun untuk Kelas 1 sampai dengan Kelas 6 telah disediakan pula. Namun
demikian guru masih perlu membuat Indikator dan melakukan kegitan pemetaan
Kompetensi Dasar dan Indikator tersebut dikaitkan degan Tema yang tersedia
dimasukkan ke dalam format pemetaan agar lebih memudahkan proses penyajian
pembelajaran, Indikator mana saja yang dapat disajikan secara terpadu dengan
cara memberikan cek ( √ ).
d.
Membuat Jaringan Kompetensi Dasar
Kegiatan berikutnya setelah dilakukan pemetaan Kompetensi Dasar,
Indikator dengan Tema dalam satu Tahun dan telah terpetakan Indikator mana saja
yang akan disajikan dalam setiap Tema, maka sebaiknya dilanjtkan dengan membuat
Jaringan KD dan Indikator dengan cara menurunkan hasil cek dari pemetaan ke
dalam format Jaringan KD & Indikator.
e.
Menyusun Silabus Tematik Terpadu
Setelah dibuat Jaringan KD &
Indikator, langkah Guru selanjutnya adalah menyusun Silabus Tematik untuk lebih
memudahkan Guru dalam melihat seluruh desain pembelajaran untuk setiap Tema
sampai tuntas tersajikan di dalam proses pembelajaran. Di Dalam Silabus Tematik
ini memberikan gambaran secara menyeluruh Tema yang telah dipilh akan disajikan
berapa minggu dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam penyajian Tema
tersebut. Silabus Tematik Terpadu memuat komponen sebagaimana panduan dari
Standar Proses yang meliputi 1) Kompetensi Dasar mana saja yang sudah terpilih (dari
Jaringan KD), 2) Indikator (dibuat oleh Guru, juga diturunkan dari Jaringan) 3)
Kegiatan Pembelajaran yang memuat perencanaan penyajian untuk berapa minggu
Tema tersebut akan di belajarkan, 4) Penilaian proses dan hasil belajar
(diwajibkan memuat penilaian dari aspek sikap, keterampilan dan pegetahuan)
selama proses pembelajaran berlangsung
5) Alokasi waktu ditulis secara utuh
komlatif satu minggu berapa jam pertemuan (misalnya 30 JP x 35 menit) x 4
minggu) 6) Sumber dan Media.
f.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu
Langkah terakhir dari sebuah perencanaan adalah dengan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu.
Di dalam RPP Tematik Terpadu ini diharapkan dapat tergambar proses
penyajian secara utuh dengan memuat berbagai konsep mata pelajaran yang
disatukan dalam Tema. Di dalam RPP Tematik Terpadu ini peserta didik diajak
belajar memahami konsep kehidupan secara utuh. Penulisan identitas tidak
mengemukakan mata pelajaran, melainkan langsung ditulis Tema apa yang akan
dibelajarkan.
Penyusunan RPP Tematik Terpadu
sebagaimana dalam penyusunan silabus seyogyanya mengacu pada komponen
penyusunan RPP dari Standar Proses yang meliputi: Identitas: Satuan Pendidikan,
Tema, Kelas, Semester, Alokasi Waktu. 1) Kompetensi Inti: merupakan jabarn dari
SKL ada 4 Kompetensi Inti yang harus
ditulis semuanya, karena merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dicapai.
2) Kompetensi Dasar hasil penyempurnaan Standar Isi dari Kurikulum 2013 semua mata pelajaran yang
telah dipilih dan tertulis di Jaringan
KD & Indikator 3) Indikator dari
semua mata pelajaran yang telah dibuat dan di tuangkan di Pemetaan 4) Tujuan
Pembelajaran yang diharapkan dicapai dari keterpaduan berbagai mata pelajaran
5) Materi Pembelajaran meliputi berbagai
mata pelajaran 6) Pendekatan dan Metode pembelajaran 7) Langkah Pembelajaran
memuat kegiatan Pendahuluan, Kegiatan Inti (memuat langkah pembelajaran Tematik
Terpadu memadukan berbaai mata pelajaran yang diatukan dalam Tema, tersaji
secara sistematis dan sistemik dalam
tuangan Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi, serta menggambarkan pendekatan Scientific dan diakhiri dengan Kegiaan Penutup 8) Sumber dan Media yang
memuat semua sumber dan media pembelajaran yang dipergunakan dalm pembelajaran
9) Penilaian, meliuti proses dan hasil belajar seyogyanya dilampirkan instrumen
dan rubrik penilaiannya, baik untuk kepentingan proses dan ketercapaian hasil
belajar siswa.
Sumber : Buku Diklat
Kurikulum 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bapak Ibu Guru silahkan masukkan komentar untuk memperkaya konten dari edublog kita dengan mengisikan form berikut ini